Begibung

di hari Idul Adha tahun 2019 ini, adik sepupu dikhitan di dusun pejaring, desa sukerare, Lombok Timur. prosesi khitanan nya tepat setelah sholat Idul Adha, kemudian dilanjutkan dengan acara syukuran yang biasa disebut dengan istilah "Begawae" dalam kalangan masyarakat suku Sasak di pulau lombok, nusa tenggara barat.

biasanya kalau acara begawe, para tamu dan keluarga disuguhkan dengan nampan makanan disebut dengan istilah "Dulang" untuk 2 atau 3 atau 4 orang per dulang untuk dimakan bersama atau biasa disebut dengan istilah "Begibung", seperti gambar di atas dalam satu dulang disajikan untuk 2 orang tamu, tapi maria makan sendiri, kalau tidak habis, sisa makanan akan dibungkus untuk dibawa pulang

menu dalam dulang bervariasi, biasanya berisi gulai daging, sayur ares, nasi, dll tergantung daerah masing-masing, yang jelas makanan bersantan dan penuh dengan bumbu khas nusantara.

ya begituah tradisinya, so dinikmati saja 😎

Putri Nyalaq

"putri nyalaq" belakangan ini jadi julukan untuk maria di rumah, pertama kali dicetuskan oleh adik  Widari Atma Yunita, dalam bahasa sasak "nyalaq" artinya salah, tidak banyak, sedikit, setengah-setengah, tidak penuh, sayangnya, sia-sia.

maklum maria memang banyak "tidak bisa" nya ketimbang "bisa" nya, apa lagi kalau sudah cuti, diam di rumah malas ke mana-mana, kerjaannya cuman tidur, makan, main hp, buka macbook. tidak pernah bisa bantu-bantu apapun, karena memang tidak telaten, pemalas memang, berlagak seperti tuan putri. paling sumringah kalau sudah diajakin jalan-jalan sama geng 10.000 ataupun sama juragan Eka Sintala Dewi Anjani

tapi mau diapakan, memang sudah bawaan orok begitu, pantas saja sih maria belum nikah, mungkin Allah SWT masih menganggap maria belum bisa mengurus suami, karena mengurus diri sendiri saja masih belum bisa 😂😂😂

ndak apa-apa lah, yang penting masih hidup, masih bisa melihat bapak dan ibu, saudara-saudara nya maria sudah menikah semua, punya keluarga masing-masing .... maria menikmati kok dipanggil "putri nyalaq" 😅